AGAM, GoSumatera -- Saat ini kondisi sungai di Jorong Cangkiang, Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Agam kembali mengalami pendangkalan.
Puluhan warga yang tinggal dekat aliran sungai mengaku cemas karena pendangkalan ini bisa memicu terjadinya banjir dan mengancam pemukiman.
Sungai ini merupakan aliran utama lahar dingin Gunung Marapi dan berhulu dari Nagari Bukik Batabuah.
"Kondisi kekinian, sungai telah mengalami pendangkalan parah karena tertimbun material lahar dingin. Di beberapa titik, tinggi tebing sungai bahkan ada yang cuma 30 cm, ini sangat mengkhawatirkan," ungkap tokoh masyarakat Jorong Cangkiang, Rizal Sutan Mangkuto (37), Sabtu 26 Juli 2025.
Rizal menuturkan tebing tersebut terkikis arus sungai sehingga menggerus persawahan yang berada di atasnya.
"Untuk saat ini kondisi sungai sama sekali tak siap menampung aliran air dalam jumlah besar, kita takut nantinya air malah tiba di pemukiman dan memicu bencana," ungkapnya.
Sebelumnya, menurut Rizal, pengerukan sudah dilakukan pada 2024 silam, pasca terjadinya galodo besar, namun kini sudah perlu dilakukan pengerukan kembali.
"Sebagai antisipasi, kita harap pemerintah melakukan pengerukan lagi, sebab dibanding lokasi lain, di sini pendangkalan lebih parah," ucapnya.
Rizal juga menyebutkan, tadi malam, sekitar pukul 19.30 WIB, Jum'at 25 Juli 2025, debit air sungai ini mendadak meningkat dan membuat khawatir para warga setempat.
Warga trauma, dan khawatir peristiwa galodo pada 11 Mei 2024 silam terulang lagi yang mengakibatkan kerugian besar. Kala itu, sedikitnya 60 rumah terendam banjir dan puluhan hektar lahan pertanian tertimbun material batu dan kayu, sambungnya.
Kondisi terkini, ada sekitar sembilan bangunan termasuk satu ponpes berada dekat bibir sungai, sementara perkampungan terdekat berjarak antara 50-100 meter dari bibir sungai yang saat galodo tahun lalu ikut terdampak parah.
"Untuk saat ini pengerukan sungai yang dangkal sangat diperlukan," harapnya.(**)