(Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah)
BUKITTINGGI, GoSumatera - Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menorehkan sejarah baru dalam dunia pelayanan medis, dengan naiknya status Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Achmad Mochtar atau dikenal juga dengan nama RSAM Bukittinggi menjadi Rumah Sakit Kelas A yakni Rumah sakit dengan fasilitas dan kemampuan pelayanan terlengkap dan menjadi rujukan tertinggi.
Kenaikan satus tertinggi dalam sistem pelayanan medis nasional ini disandang RSAM setelah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes - RI), dan diresmikan oleh Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, Rabu, 25 Juni 2025.
Tentu saja, pencapaian ini menjadi hal penting yang mencerminkan kemajuan signifikan dalam layanan kesehatan. Rumah sakit naik tipe adalah proses peningkatan kualitas dan kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan luas kepada masyarakat.
Terkait hal itu, Direktur RSAM, drg. Busril, menjelaskan bahwa pencapaian ini adalah hasil perjuangan kolektif seluruh komponen dan elemen rumah sakit, yang selama ini bekerja keras meningkatkan mutu layanan dan memenuhi berbagai indikator penilaian.
Busril juga menuturkan, proses peningkatan tipe rumah sakit melibatkan pemenuhan standar-standar tertentu yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, seperti ketersediaan dokter spesialis, fasilitas medis yang memadai, dan kemampuan menangani penyakit tertentu.
“Pencapaian ini, karena semua pihak di RSAM bekerja keras, termasuk manajemen dan seluruh civitas hospitalia. Kami memenuhi seluruh syarat utama, mulai dari layanan, sarana prasarana, administrasi, hingga sdm,” urainya.
Selain itu, lanjut Busril, proses transformasi RSAM menjadi rumah sakit Kelas A juga beriringan dengan rencana pembangunan nasional, tukasnya.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2025–2029, RSAM ditetapkan sebagai pusat layanan prioritas untuk Kanker, Jantung, Stroke, dan Uronefrologi (KJSU), serta Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Dalam Rencana Pembangunanan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumbar, RSAM bahkan diproyeksikan menjadi Rumah Sakit Kelas A bertaraf internasional, sebuah visi yang semakin mendekati kenyataan, ulasnya.
Pemerintah Provinsi menilai status baru RSAM sebagai instrumen strategis untuk memperkuat sistem kesehatan daerah.
Dengan akses yang lebih luas terhadap layanan spesialis dan subspesialis, masyarakat Sumbar tak perlu lagi merujuk pasien ke luar provinsi untuk mendapatkan layanan lanjutan.
“Hadirnya RSUD Kelas A di Sumbar akan memperkuat sistem layanan rujukan dan memperluas akses masyarakat terhadap layanan spesialis serta mendukung transformasi Sistem Kesehatan Nasional,” tuturnya.
Gubernur Mahyeldi dalam sambutannya juga menyebutkan, kenaikan kelas RSAM bukan sekadar perubahan administratif, tetapi merupakan lompatan kualitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Langkah ini merupakan wujud nyata komitmen RSAM dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam mewujudkan layanan kesehatan yang lebih baik dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat,” ucap Mahyeldi.
Hal ini merupakan wujud nyata komitmen RSAM dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam mewujudkan layanan kesehatan yang lebih baik dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat, sambungnya.
Sebagai rumah sakit rujukan regional, RSAM telah lama menjadi andalan layanan kesehatan di bagian utara Sumatera Barat. Namun, naiknya status ke Kelas A memperluas cakupan peran rumah sakit ini secara nasional.
Rumah sakit Kelas A merupakan pusat rujukan tertinggi dengan layanan medis lengkap, termasuk spesialis dan subspesialis, fasilitas canggih, serta tenaga kesehatan berstandar tinggi.
Bisa kita sampaikan juga, RSAM kini sejajar dengan rumah sakit besar di kota-kota metropolitan Indonesia, ulasnya.
Naiknya RSAM menjadi Kelas A adalah bukti bahwa pelayanan kesehatan daerah dapat mencapai standar tertinggi nasional melalui kerja keras, visi yang jelas, dan dukungan lintas sektor.
Bagi Sumatera Barat, ini bukan hanya soal rumah sakit naik kelas, akan tetapi juga sebuah keniscayaan menuju pemerataan layanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat di ranah Minang, pungkasnya. (**)