Sumatera - Pulau Sumatera adalah salah pulau keenam terbesar di dunia yang terletak di Indonesia, dengan luas 443.065,8 kilometer persegi. Pulau ini dikenal pula dengan nama lain Pulau Percha, Andalas, atau Suwarnadwipa.
Sementara itu, asal nama sendiri Sumatera berawal dari keberadaan Kerajaan Samudera (terletak di pesisir Timur Aceh). Nama asli Sumatera, sebagaimana tercatat dalam sumber-sumber sejarah dan cerita-cerita rakyat adalah Suwarnadwipa (bahasa Sansekerta yang berarti Pulau Emas). Selain itu, juga pernah disebut sebagai Pulau Ameh (bahasa Minangkabau yang juga berarti Pulau Emas).
Dilansir gosumatera dari berbagai sumber sejarah, dalam cerita rakyat Lampung tercantum nama Tanoh Mas untuk menyebut Pulau Sumatera. Selain itu, seorang musafir dari Tiongkok yang bernama I-tsing (634-713), yang bertahun-tahun menetap di Sriwijaya (Palembang sekarang) pada abad ke-7, juga menyebut Sumatera dengan nama Chin chou yang berarti adalah negeri emas.
Jika ditilik dalam berbagai prasasti, Sumatera disebut dalam bahasa Sanskerta dengan istilah: Suwarnadwipa atau Suwarnabhumi (tanah emas). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Dalam cerita Ramayana dikisahkan pencarian Dewi Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke kawasan Suwarnadwipa.
Sedangkan di kalangan bangsa Yunani kuno, Sumatera sudah dikenal dengan nama Taprobana. Nama Taprobana Insula telah dipakai oleh Klaudios Ptolemaios, ahli geografi Yunani abad kedua Masehi, tepatnya tahun 165, ketika dia menguraikan daerah Asia Tenggara dalam karyanya Geographike Hyphegesis.
Ptolemaios menulis bahwa di Pulau Taprobana terdapat negeri Barousai. Mungkin sekali negeri yang dimaksudkan adalah Barus di pantai Barat Sumatera, yang terkenal sejak zaman kuno sebagai penghasil kapur barus.
Karena pada masa itu, para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah sudah mendatangi Nusantara, terutama Sumatera. Di samping mencari emas, mereka mencari kemenyan (Styrax sumatrana) dan kapur barus (Dryobalanops aromatica) yang saat itu hanya ada di Pulau Sumatera.
Kata yang pertama kali menyebutkan nama Sumatra berasal dari gelar seorang raja Sriwijaya, Haji Sumatrabhumi ( Raja Tanah Sumatera). Pendapat lain menyebutkan nama Sumatera berasal dari nama Samudera, kerajaan di Aceh pada abad ke-13 dan ke-14.
Tainuanya itu, para musafir Eropa sejak abad ke-15 menggunakan nama kerajaan itu untuk menyebut keseluruhan pulau di Sumatera dan sekitarnya. Sama halnya dengan Pulau Kalimantan yang disebut Borneo, dari nama Brunai, daerah bagian utara pulau itu yang mula-mula didatangi orang Eropa.
Peralihan Samudera (nama kerajaan) menjadi Sumatera (nama pulau) menarik untuk ditelusuri. Odorico da Pordenone dalam kisah pelayarannya tahun 1318 menyebutkan bahwa dia berlayar ke Timur dari Koromandel, India, selama 20 hari, lalu sampai di Kerajaan Sumoltra.
Dalam kitab "Rihlah ila l-Masyriq" (Pengembaraan ke Timur) Ibnu Bathuhah menururkan bahwa pada tahun 1345 dia singgah di Kerajaan Samatrah. Pada abad berikutnya, nama negeri atau kerajaan di Aceh itu diambil alih oleh musafir-musafir lain untuk menyebutkan seluruh pulau.
Berdasarkan catatan-catatan orang Belanda dan Inggris, sejak Jan Huygen van Linschoten dan Sir Francis Drake abad ke-16, selalu konsisten dalam penulisan Sumatera. Bentuk inilah yang menjadi baku, dan kemudian disesuaikan dengan pengucapan lafal Indonesia, Sumatera. Itulah sejarah singkat pulau Sumatera (**)