(kiri), Presiden AS, Donal Trump, (kanan), eks Presiden Rusia, Dmitry Medvedev.(doc, net).
Jakarta, GoSumatera --- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia telah memerintahkan pengerahan dua kapal selam nuklir ke 'wilayah yang sesuai'.
Donal Trump menyebut langkah ini sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya "pernyataan yang sangat provokatif" dari eks presiden Rusia yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev.
Trump mengumumkan pengerahan kapal selam nuklir itu dalam sebuah unggahan pada Jumat (1/8) di platform Truth Social miliknya. Ia tidak merinci secara spesifik ke mana kapal selam tersebut akan ditempatkan atau kemampuan apa yang dimiliki kapal selam tersebut.
Trump berulang kali menegaskan ancamannya terhadap Rusia jika Presiden Rusia Vladimir Putin tidak segera menghentikan perang di Ukraina.
Tak hanya itu, bulan lalu, Trump mengancam akan menerapkan tarif dagang 100 persen ke Rusia dan sanksi lainnya termasuk menerapkan tarif sekunder terhadap mitra dagang Rusia.
Misalnya, ada negara lain seperti China, India, atau Turki, yang masih berdagang atau membantu Rusia, maka AS akan menaikkan pajak impor barang dari negara-negara tersebut.
Setelah itu, Trump memberikan ultimatum kepada Putin, memberikan waktu 10 hari (hingga 8 Agustus) untuk mengakhiri perang atau menghadapi ancaman AS.
"Berdasarkan pernyataan yang sangat provokatif dari Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, saya telah memerintahkan dua Kapal Selam Nuklir untuk ditempatkan di wilayah yang sesuai, untuk berjaga-jaga jika pernyataan bodoh dan provokatif ini lebih dari sekadar itu," tulis Trump.
"Kata-kata sangat penting, dan seringkali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan, saya harap ini tidak akan menjadi salah satunya," tambahnya, dilansir ABC News, Sabtu 2 Agustus 2025.
Trump berbicara lebih lanjut tentang pengerahan kapal selam nuklir tersebut saat ia meninggalkan Gedung Putih pada Jumat (1/8) sore waktu AS.
"Yah, kita harus melakukan itu. Kita hanya harus berhati-hati," ujarnya kepada para wartawan. "Kami berasumsi sebuah ancaman telah dilontarkan dan kami pikir itu tidak pantas. Jadi, saya harus sangat berhati-hati. Jadi, saya melakukan itu atas dasar keselamatan rakyat kita," imbuhnya.
"Sebuah ancaman telah dilontarkan oleh mantan presiden Rusia dan kita akan melindungi rakyat kita," tambah Trump.
Hingga saat berita ini diturunkan, Gedung Putih belum menjelaskan lebih lanjut pertanyaan seputar pengumuman Trump itu, termasuk kapan dan kemana kapal selam tersebut dikerahkan, dan apakah kapal selam tersebut bersenjata nuklir atau bertenaga nuklir..
Medvedev yang merupakan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, baru-baru ini menyuarakan pendapatnya di media sosial tentang tenggat waktu yang ditetapkan Trump bagi Rusia untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Ukraina, atau akan menghadapi sanksi berat.
"Trump sedang memainkan permainan ultimatum dengan Rusia: 50 hari atau 10 hari... Dia harus ingat 2 hal: 1. Rusia bukanlah Israel atau bahkan Iran. 2. Setiap ultimatum baru adalah ancaman dan langkah menuju perang. Bukan antara Rusia dan Ukraina, tetapi dengan negaranya sendiri," tulis Medvedev di media sosial X awal pekan lalu.
Medvedev telah muncul sebagai salah satu tokoh garis keras anti-Barat Rusia yang paling vokal sejak Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada tahun 2022. Para kritikus Kremlin mencemoohnya sebagai orang yang tidak bertanggung jawab, meskipun beberapa diplomat Barat mengatakan pernyataannya memberikan gambaran pemikiran di kalangan pembuat kebijakan senior Kremlin. (**)
#AS
#Rusia
#Ukraina
#Donal Trump
#Dmitry Medvedev