
MAKKAH, GoSumatera — Sebanyak 80 jemaah haji asal Kota Padang Panjang yang tergabung dalam Kloter 8 Embarkasi Padang, tengah menjalani bimbingan serta praktik manasik haji secara intensif di Kota Suci Makkah, Arab Saudi.
Kegiatan ini merupakan bentuk persiapan menghadapi puncak ibadah haji 1446 H/2025 M yang tinggal menghitung hari.
Hal ini disampaikan Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdako Padang Panjang, Erwina Agreni dari Kota Makkah pada Sabtu malam, (31/5/2025) pukul 21.30 WIB, atau pukul 17.30 waktu Arab Saudi (WAS).
“Bimbingan dan praktik manasik dilaksanakan dalam beberapa sesi pada 25, 27, dan 30 Mei 2025. Seluruh kegiatan dipandu Pembimbing Ibadah Kloter, H. Ajisman, Lc dan didukung penuh seluruh petugas kloter,” ujar Erwina kepada Kominfo.
Dikatakannya, sebelum memulai praktik manasik, jemaah mendapat arahan mendalam dari seluruh tim pendamping. Mulai dari Ketua Kloter, Pembimbing Ibadah (Bimbad), Tenaga Kesehatan Haji (TKHK), Petugas Haji Daerah (PHD), hingga Bimbad dari KBIHU.
Pelaksanaan manasik, lanjutnya, berlangsung di Hotel Jawharat Mina, tempat sebagian besar jemaah menginap. Jemaah antusias dan serius mengikuti setiap tahapan.
“Penantian belasan tahun untuk bisa menunaikan ibadah haji membuat para jemaah begitu bersemangat. Mereka tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini,” ujarnya.
Sebagian petugas, sebutnya, berkewajiban memastikan seluruh jemaah sehat dan mampu menjalankan ibadah sesuai rukun dan wajib haji, agar meraih predikat haji mabrur.
Adapun jemaah Kloter 8 diberangkatkan dari Bandara Internasional Minangkabau pada Sabtu dinihari, 17 Mei 2025 pukul 00.15 WIB. Mereka tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah pada pukul 03.30 WAS dan langsung menuju Makkah Al Mukarramah.
Setelah beristirahat beberapa jam, malam harinya jemaah menunaikan Umrah Wajib sebagai bagian dari rangkaian Haji Tamattu.
Secara umum, kondisi jemaah asal Padang Panjang, kata Erwina, terpantau sehat dan stabil, serta diperkirakan dapat menjalani seluruh rangkaian ibadah haji.
“Beberapa jemaah dengan kategori Prioritas Risiko Tinggi (Pristi) disarankan mengikuti skema murur —yaitu hanya singgah sebentar di Muzdalifah setelah wukuf di Arafah, sebelum menuju Mina untuk melanjutkan rangkaian ibadah hingga 13 Dzulhijjah. (harris)
Share this Article