TUCoGUAlTSz7GSroTUrlBSAlGA==

Anaknya Masih Belum Ditemukan, Korban Banjir di Padang Ini Minta Bantuan Presiden

Korban Banjir Padang Minta Bantuan Presiden Karena Anaknya Masih Hilang.(dok, fb)

GoSumatera.com - Salah seorang korban banjir bandang di Perumahan Abi Koto Panjang, Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat, Siska (39) masih berupaya mencari anaknya yang hilang saat banjir bandang.

Peristiwa banjir bandang yang terjadi Kamis (27/11/2025), menghanyutkan salah seorang anaknya yang saat itu bersama suami Siska. 

Jasad suaminya ditemukan tak lama setelah banjir mulai surut. Namun, anaknya yang berusia sekitar 3 tahun masih belum diketahui keberadaannya.

Siska bersama tim gabungan terus berupaya mencari anaknya setiap hari, namun sampai saat ini belum membuahkan hasil.

“Coba bayangkan, ibu mana yang bisa tenang sementara anaknya belum ditemukan? Saya gelisah setiap hari menanti kabar,” jelasnya saat diwawancarai seperti dikutip dari tirto, Jumat (5/12/2025).

Siska berharap Presiden Prabowo Subianto dapat membantu pencarian anaknya dengan mengerahkan anjing pelacak.

“Tolong sampaikan kepada Pak Prabowo. Saya pendukung beliau sejak 2014, bisa dilihat rekam jejaknya, Pak. Memang ini musibah kecil dibanding yang lain, saya bukan tidak ikhlas, tapi saya berharap anak saya bisa ditemukan,” ujarnya.

“Tolong kirimkan anjing pelacak dari Polda lain, Pak. Saya tahu Polda Sumbar sudah bekerja keras, tapi tolong kirimkan anjing pelacak,” harapnya.

Siska kehilangan anaknya bermula dari upaya sang suami untuk menolongnya setelah terseret arus banjir.

“Awalnya air sudah tinggi. Saat banjir datang, saya, suami, dan anak saya naik ke atas mobil. Kami hendak naik ke atap rumah, dan suami saya sempat mematikan aliran listrik,” jelasnya.

Tak lama kemudian, tetangga Siska —terdiri dari suami, istri, anak, dan ibunya, datang ke arah rumah untuk berlindung di balik tembok yang menghalangi derasnya arus.

Kemudian, Siska menyuruh para tetangganya itu naik ke atas tembok dan memanjat ke atap rumah untuk menyelamatkan diri.

“Saat itu mereka menggendong anak. Saya pegang anaknya dan menyuruh mereka naik ke atas rumah. Tapi tak lama kemudian, dinding itu jebol. Mereka terseret arus. Saya yang sedang memegang anak itu juga ikut terbawa arus dan terguling-guling,” katanya.

Suami Siska yang berada di atas mobil memberanikan diri melompat ke derasnya arus sambil menggendong anak mereka untuk mengejar Siska.

Namun malang, mereka hilang ditelan derasnya banjir pagi itu. Jasad suami Siska ditemukan tak lama kemudian, tetapi tidak dengan anak mereka yang terbawa arus entah kemana.(**)

Komentar0

Type above and press Enter to search.