Waspada! lebih dari 1.000 warga di Sinaboi Rohil terjangkit Malaria. (dok, dinkes)
GoSumatera.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Riau melaporkan paparan kasus malaria di Kecamatan Sinaboi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) yang terbilang tinggi.
Menurut data yang ada, tercatat lebih dari 1.000 warga terjangkit parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina di wilayah tersebut.
Terkaai hal itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, NS Widodo, memaparkan bahwa Sinaboi merupakan daerah reseptif malaria atau area yang berisiko tinggi terjadinya penularan malaria.
Lebih lanjut, kata Widodo, Kecamatan Sinaboi saat ini masuk sebagai daerah reseptif malaria dengan jumlah kasus terbanyak di Rokan Hilir, yakni lebih 1.000 kasus malaria tahun 2025.
Jumlah tersebut, sebut Widodo, lebih banyak dibandingkan kecamatan lain, seperti Kecamatan Pasir Limau Kapas yang ditemukan 500 kasus.
“Kasus malaria di Sinaboi mengalahkan jumlah kasus di Kecamatan Pasir Limau Kapas sebanyak 500 kasus,” sebutnya, dikutip dari laman Pemprov Riau, pada Senin (13/10/2025).
Dikatakan juga oleh Widodo, mobitas penduduk dapat jadi pemicu menyebarnya malaria. Oleh sebab itu diperlukan aksi pencegahan yang melibatkan lintas sektor.
“Mobilisasi penduduk yang tinggi dan memerlukan aksi segera lintas program dan sektor secara terpadu untuk mengatasinya,” sebutnya.
Widodo kemudian menyebutkan, meski banyak temuan kasus malaria di Kecamatan Sinaboi, hingga saat ini belum ditemukan korban jiwa atas penyakit tersebut.
“Hingga saat ini tidak ada korban jiwa, karena penanganan yang cepat dari puskesmas pembantu, ke Puskesmas hingga ke rumah sakit,” sambungnya.
Dinas Kesehatan Provinsi Riau juga telah melakukan kerja sama dengan dengan tim ahli dari laboratorium kesehatan masyarakat kota Batam. Tim menggelar edukasi dengan penyuluhan kesehatan di Kecamatan Sinaboi, Kabupaten Rokan Hilir.
Widodo mengatakan kegiatan penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan di sekolah dan kepada masyarakat sekitar.
“Kemudian tim kami juga memberikan bantuan kelambu, melakukan indoor residual survey, mass blood survey serta monitoring dan evaluasi ikan pemakan jentik nyamuk,” tukasnya.(**)
Komentar0